Label

Minggu, 15 Januari 2017

Gharim In Love



Film Pendek: Qolbuproduction.

Gharim In Love

Sinopsis
Chetta Ali adalah anak band (vocalis) yang di usir ayahanya dari rumah. Dari sini lah awal hidupnya berubah. Malam dimana Ia di usir, ia tidur di sebuah masjid. Jamaah masjid mengira ia adalah Gharim Masjid yang baru. Karena tidak punya pilihan dan mendapatkan tempat tinggal gratis, Ali pun terus berbohong menjadi Gharim sampai akhirnya ia mendapat hidayah dan bertobat. Banyak kejadian kejadian lucu yang tak terduga. Lingkungan mesjid dan jamaah yang hangat membuat Ali merasa nyaman dan tenang. Ia seolah-olah mendapatkan kebebasan yang ia ingin kan selama ini. Tentu dalam perubahannya tidak semudah itu. Ali mengalami perdebatan jiwa yang sangat luar biasa. Dan akhirnya ia memilih berhijrah di Jalan Allah. Ia mulai belajar sholat dan azan. Suaranya yang merdu merupakan anugrah terindah yang pernah ia miliki, bukan sebagai Vocalis Band tapi sebagai seorang Muazin. Zara, Putri dari Pak Ustad juga banyak membantu dalam perubahannya. Zara yang ingin menjadi Bidadari surga yang isi hatinya Alquran, hela nafasnya zikir dan pakaiannya adalah pakaian taqwa. Dan pada akhirnya Ali benar-benar telah jatuh cinta. Bukan kepada Bidadari surga tapi pada penciptanya Allah SWT.

Int. Masjid, Subuh
Chetta Ali, Mbah Rohim, Ustad, Jamaah
Jam dinding menunjukan pukul 04.30 WIB. Suasana Subuh yang hening dan sejuk. Lampu di dalam mesjid tidak dinyalakan, hanya lampu teras saja yang dibiarkan hidup. Mbah rohim (usia 70 tahun) berjalan memasuki mesjid dengan membawa tongkatnya. Mbah Rohim orang pertama yang datang ke masjid subuh itu.
(suara jam dinding berdetak, musik horor, suasana horor ketika mbah Rohim berjalan memasuki masjid)
Mbah Rohim : (berjalan memasuki masjid perlahan-lahan dengan tongkatnya dan mememgang-megang dadanya dengan tangan kanan. Setelah berjalan beberapa langkah, mbah Rohim membuka pintu masjid dan tangannya meraba-raba dinding dekat pintu masuk untuk mencari kontak lampu, Setelah menyalakan lampu mbah Rohim terkejut melihat sosok putih yang terbaring terbujur kaku didepannya).
Jamaah : (beberapa jamaah juga mulai terdengar sayup-sayup langkah kakinya menuju masjid dan mengobrol).
Mbah Rohim : Hhhkhh...toloo..toool... (terkejut nafas tersengal-sengal, jantung kumat).
Ustad : (mempercepat langkahnya memasuki masjid melihat Mbah Rohim terduduk lemas didepan pintu masjid). Astaqfirullah.. Mbah rohim.. mbah.. kenapa mbah?? Jantung mbah kumat? (panik sambil membantu mbah Rohim).
Jamaah : (jamaah lain sampai di depan masjid, dan bertanya-tanya ada apa dengan ustad yang terlihat panik. Setelah sampai di pintu mesjid. Beberapa Jamaah beristiqfar melihat keadaan mbah rohim dan ada yang menjerit). POCOOOOOONG..!!! sambil menunjuk kearah sosok putih terbaring kaku disudut masjid. Jamaah terkejut dan masing-masing beristiqfar dan ustad pun baru menyadarinya.
Ustad : Astaqfirullah.. Astaqfirullahalaziim..!! (ternyata mbah Rohim jantungan melihat sosok putih terbaring itu).
Chetta Ali : (merasa terganggu tidurnya mendengar suara berisik itu. Terbangun dengan terbungkus mukena putih mirip pocong. Dengan sedikit bingung karena suasana di masjid sudah riuh dengan suara istiqfar dan takbir. Dengan wajah tak bersalah ia bangkit berdiri.
Jamaah, ustad, Mbah Rohim : (bertambah kaget ketika Ali bangkit berdiri). Pocoong!! (teriak salah seorang jamaah)
Chetta Ali : Pocoong?? (melirik kiri kanan, kemudian baru menyadari kalau yang dimaksud itu adalah dia)... Eeeehh.. Bu..buukaann..!! saya bukan pocong.. saya Chetta..
Jamaah : setaaaan??? (jamaah serentak berteriak)
Chetta Ali : Bukan... bukaaan.. saya manusia.. (sambil melepas mukena yang di pakainya dan tersenyum tak bersalah).
Ustad dan Jamaah bernafas lega, namun mbah Rohim masih kumat jantungnya. Kemudian mbah Rohim pun di bawa ke rumah sakit terdekat.
***
Int. Masjid, Subuh (05.30 WIB)
Chetta Ali, Ustad.
Setelah sholat Subuh ustad memanggil Ali yang sedari tadi duduk bingung di sudut mesjid. Baginya suasana masjid sangat asing. Karena ia selama ini hanya beberapa kali saja masuk masjid, itu pun karena kebelet pipis dan BAB.
Ustad : (berjalan mendekati Ali sambil menyalaminya). Kamu Gharim baru di masjid ini ya? Maaf ya.. saya pikir kamu datangnya besok siang. Ini kunci masjid dan kamar di belakang. Kamu bisa tinggal di kamar belakang itu (sambil menunjuk kamar di sebelah masjid). Kamu sudah tau kan tugas kamu apa? Selain menjadi gharim disini kamu juga jadi muazinnya. Yaaa... oya, saya seminggu ini akan keluar kota, jadi kamu yang urus disini ya... jangan lupa di jaga kebersihan mesjid juga.. yaa..
Chetta Ali : (bingung).. Eee.. iya ustad tauu.. iyaa iyaa ustad..(sambil mengangguk-anggukan kepala dan masih wajah bingung).
“Duuuh.. apaa-apaan sih ni.. aku kan Cuma numpang tidur aja tadi, kok jadi gini sih ? Gharim apaan lagi??.. hmmmm... Gara-gara di usir papa ne jadi gelandangan gini. Coba aja papa bisa ngertiin aku pengen jadi anak band, gak bakalan gini nih nasib aku.. huuuh..Tapi.. gak apa-apa deh aku disini dapat tempat tinggal gratis lagi..hehe” (bisiknya dalam hati).
Ustad : nama kamu siapa tadi?
Chetta Ali : nama saya Chetta Ali, ustad panggil aja Chetta. (sambil tersenyum)
Ustad : (tersenyum kecil) saya panggil kamu Ali saja ya. Kurang enak didengar kalo Chetta, ntar dikirian saya manggil Setan lagi... hehee...kamu masih kuliah? Semester berapa? Anak bungsu saya juga masih kuliah, namanya Zara.
Chetta Ali : heeh?? Mmm... iya ustad, saya masih kuliah,belum selesai. Sekarang semester 16 jalan 17 ustad.
Ustad : (kaget) MasyaaAllah.. lama bener kuliahnya? Ambil cuti?..
Chetta Ali : heeh? Eeh..iya ustad.. saya sibuk..sibuk manggung..
Ustad : manggung? (bingung)
Chetta Ali : eeeh.. maksud saya sibuk cari uang buat biaya kuliah ustad.. (bohong).
Ustad : owh.. bagus itu biar membantu mengurangi beban orang tua kamu. Tapi kuliahnya jangan dilama-lamin juga.. (tersenyum). Oyaa.. kamu tenang aja di sini kamu akan mendapatkan gaji juga. Jadi bisa membantu uang kuliah kamu.
Chetta Ali : (bergumam dalam hati) “waaaah asyiik banget nih, udah di kasih tempat tinggal gratis di gaji lagi..” (senyum-senyum sendiri).
***
Ext. Kantin Kampus, Siang.
Chetta Ali, Putri (adik Chetta Ali)
Chetta Ali : (sambil memeriksa isi tas ransel yang di bawakan Putri).
Putri : (wajah cemberut) Mas.. mas Ali kok kabur dari rumah sih? Kasian Mama tu.. Mas pulang aja ya.. (sambil membujuk Ali)
Chetta Ali : (terus memeriksa isi tas, latop, dan barang-barang pentingnya) Mas mu ini di usir papa loh bukan kabur dari rumah!
Putri : Papa kan Cuma pengen mas berhenti ngeband dan selesaikan kuliah mas.
Chetta Ali : Papa yang gak ngerti mas. Mas Cuma pengen bebas milih apa yang mas suka put. Papa tu terlalu ngekang tau gak. Ini gak boleh itu gak boleh. (marah,kesal).
Put, Kamu tenang aja mas mu ini udah dapat tempat tinggal gratis kok. Jadi kamu dan mama gak usah kawatir.. okee..! (tersenyum).
Putri : (Bingung) Mas tinggal dimana?
Chetta Ali : (tidak memperdulikan pertanyaan Putri. Menjulurkan tangan meminta sesuatu dengan wajah memelas).
Putri : (putri mengeluarkan dompetnya, tau maksud masnya, mengeluarkan beberapa lembar uang kertas). Mas tinggal dimana, sama siapa?
Chetta Ali : Makasih adek mas yang cantik. (mengambil uang putri lalu pergi tanpa memperdulikan pertanyaan Putri).
Putri : Mas.. Mas tunggu.. aku belum selesai ngomong... nanti klo mama tanya gimana??.. huuuh... (menghela nafas, kesal).
***
Int. Masjid, siang
Jamaah masjid.
(3 orang jamaah masjid yang sudah lanjut usia berkumpul di depan pintu masjid, berusaha membuka pintu masjid yang dikunci)
Jamaah 1 : Ba’a ko pintu masajik bekunci pulo? Dima gharimnyo? (nada kesal,logat minang)
Jamaah 2 : Baaaahhh...gimana ini mau sholat aku, pintunya di kunci... takut kali rupanya sama maling sampai masjid pun di kunci. (logat batak)
Jamaah 3 : iya cok, sekarang maling gak Cuma di gedung-gedung mewah dan bertingkat, tapi udah sampai ke rumah ibadah. (kesal, sambil berjalan pulang)
Di halaman masjid
Jamaah 4,5 : Kok pulang pak? (heran)
Jamaah 1,2,3 : Masjid di kunci.. ! (jawab serentak).
Semua jamaah pulang, tidak jadi sholat di masjid.
***

 Int. Masjid, subuh
Ali, mbah Rohim, Jamaah Batak, Jamaah bisu.
(jamaah batak menggedor-gedor pintu kamar Ali)
Jamaah Batak : Setaaa.. Setaaaa... bangun kau setaaa...!!
Ali : (dengan malas berjalan dan membuka pintu kamar, masih setengah sadar). Berisiik amat sih pak? Ganggu orang tidur aja.. (sedikit kesal)
Jamaah Batak : Baahh.. macam mana pulak kau ini. Kau itu gharim disini. Kau yang mendapat amanah mengurus masjid ini. Bukan malah tidur terus kerjaan kau. Sudah masuk waktu azan subuh ini. Cepat kau azan. (jamaah batak mulai kesal).
Ali berjalan menuju mesjid dan membuka pintu masjid. Mbah rohim dan jamaah bisu datang.
Mbah rohim : (menghela nafas, heran) anak zaman sekarang.. (menggeleng-geleng kepala melihat Ali yang kucel baru bangun tidur). Jamaah bisu berusaha memberitahukan agar Ali mencuci muka dan mengambil wudhu dulu.
Ali baru tersadar kalau dia tidak bisa azan, lafaz azannya saja ia tidak hafal. Kemudian ia mencari alasan untuk mencuci muka dan mengambil wudhu.
Mbah Rohim, jamaah batak, jamaah bisu sudah lama menunggu Ali, namun Ali juga belum muncul untuk azan subuh. Sudah lewat 15 menit dari masuk waktu subuh tapi Ali belum menampkan wajahnya.
(Jamaah bisu menyuruh Jamaah batak saja untuk azan)
Jamaah Batak : Baaah... kau menyuruh aku azan?? Aku tobat aja baru kemarin. Tak bisa aku, nanti jadi lagu batak pulak azannya nanti.. Kau saja lah.. (si jamaah bisu bingung). Kemudian keduanya melirik mbah Rohim.
Mbah Rohim : (melirik kedua jamaah itu) Aku??? Nafas aku yang tinggal setengah-setengah gini disuruh azan? Bukan aku yang manggil orang untuk sholat nanti malah aku di sholatkan. (ucap mbah Rohim dengan nafas tersengal-sengal)
Jamaah menghela nafas, pasrah.
***
Int. Masjid, sore
Ali, Zara
(Ali sedang mengepel masjid, ini pertama kalinya ia melakukan hal itu. Sambil bernyanyi-nyanyi dengan tongkat pelnya. Zara datang memergokinya yang sedang asik bernyanyi)
Zara : (lama terdiam mendengarkan Ali bernyanyi, tersenyum). Ali menoleh dan sadar ada yang sedang memandinginya dan berhenti bernyanyi.
Zara : Kok berhenti nyanyinya? Suara kamu bagus, tapi lebih bagus lagi kalo suaru itu untuk Azan. (tersenyum manis)
Ali : (terdiam, kaku, melihat gadis cantik didepannya,terpesona.
Zara : kok bengong?? (bingung)
Ali : (berjalan menghampiri zara sambil mengulurkan tangan) kenalin Aku Ali gak pake Ando. (tersenyum). Nama panjangnya Chetta Ali. Tapi kamu panggil Ali aja.
Zara : (menungkup kedua tangannya di dada) Zara.. nama aku Zara.
(Ali bingung Zara tidak menjabat tanganya, di sapu dan lap tangannya ke celana, ia berpikir Zara takut tangannya kotor, kemudian mengulangi menjulurkan tangannya, tapi zara masih tetap sama hanya tersenyum manis, Ali menyerah dan hanya tersenyum kaku, bingung)
Zara : Hmmmm... Beberapa hari ini aku gak ada dengar azan dari masjid. Masjidnya sepi banget kayak kuburan. Jamaah banyak juga yang bilang kalo masjidnya kunci terus. Kamu kemana? (Zara mulai introgasi)
Ali : hhmm.. ituu..mmm... (Ali salah tingkah) owh.. itu kemaren aku lagi keluar jadi semua pintunya aku kunci, sekarangkan banyak maling. Jadi aku kunci biar aman. (tersenyum garing).
Zara : (tertawa kecil) Kamu tu lucu banget yaa.. mana ada masjid tu di kunci sampai-sampai jamaahnya gak bisa sholat di masjid.
Ali : (tertawa).. Heeheee.. Iya iyaa?... Maaf deh kalo gitu..
Zara : Oya.. sampai lupa.. ini ada kue. Tadi Umi suruh antar ke sini.
Ali : waaaa... kayaknya enak ne.. makasih ya..
(masing-masing tersenyum)
Sejak saat itu Ali dan Zara menjadi dekat. Zara sering mengantarkan makanan ke masjid untuk Ali. Mereka bercerita tentang banyak hal. Ali merasa sangan nyaman berada didekat Zara. Zara gadis yang cerdas dan cantik. Diam-diam Ali menyukainya. Dan juga sebaliknya. Namun Zara masih belum mengetahui siapa Ali sebenarnya. Pada suatu hari Ali jujur pada Zara, ia menceritakan semua yang terjadi dari awal dia datang ke masjid itu. Zara sangat mengerti keadaan Ali dan membantu Ali menjadi lebih baik.

BELUM ADA IDE
***
Ext. Depan masjid, Malam
Ali, Zara
(Ali dan Zara duduk memandang kosong ke langit cerah. Bintang-bintang bertebaran terasa begitu dekat)
BELUM ADA IDE
Ali : (sambil terus memandang Langit) Zara.. Apa impian kamu?
Zara : (bepikir sejenak) hhmmm... Aku pengen jadi Bidadari surga yang isi hati Al quran, hela nafasnya zikir dan pakaiannya adalah pakaian takwa. (tersenyum manis dan kembali memandang langit)
Ali : (menoleh kearah Zara dan memndang Zara lekat) Zaraa.. aku rasa aku jatuh cinta.
Zara : heh?.. jatuh cinta? Sama..? (terkejut,tersenyum,kegeeran)
Ali : Sama pencipta Bidadari surga... Allah SWT.

BELUM ADA IDE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome