Film
Pendek: Qolbuproduction.
Gharim In Love
Sinopsis
Chetta Ali adalah anak band (vocalis) yang di usir
ayahanya dari rumah. Dari sini lah awal hidupnya berubah. Malam dimana Ia di
usir, ia tidur di sebuah masjid. Jamaah masjid mengira ia adalah Gharim Masjid
yang baru. Karena tidak punya pilihan dan mendapatkan tempat tinggal gratis,
Ali pun terus berbohong menjadi Gharim sampai akhirnya ia mendapat hidayah dan
bertobat. Banyak kejadian kejadian lucu yang tak terduga. Lingkungan mesjid dan
jamaah yang hangat membuat Ali merasa nyaman dan tenang. Ia seolah-olah
mendapatkan kebebasan yang ia ingin kan selama ini. Tentu dalam perubahannya
tidak semudah itu. Ali mengalami perdebatan jiwa yang sangat luar biasa. Dan
akhirnya ia memilih berhijrah di Jalan Allah. Ia mulai belajar sholat dan azan.
Suaranya yang merdu merupakan anugrah terindah yang pernah ia miliki, bukan
sebagai Vocalis Band tapi sebagai seorang Muazin. Zara, Putri dari Pak Ustad
juga banyak membantu dalam perubahannya. Zara yang ingin menjadi Bidadari surga
yang isi hatinya Alquran, hela nafasnya zikir dan pakaiannya adalah pakaian
taqwa. Dan pada akhirnya Ali benar-benar telah jatuh cinta. Bukan kepada
Bidadari surga tapi pada penciptanya Allah SWT.
Int. Masjid, Subuh
Chetta Ali, Mbah Rohim, Ustad, Jamaah
Jam dinding menunjukan pukul 04.30 WIB. Suasana Subuh
yang hening dan sejuk. Lampu di dalam mesjid tidak dinyalakan, hanya lampu
teras saja yang dibiarkan hidup. Mbah rohim (usia 70 tahun) berjalan memasuki
mesjid dengan membawa tongkatnya. Mbah Rohim orang pertama yang datang ke
masjid subuh itu.
(suara jam
dinding berdetak, musik horor, suasana horor ketika mbah Rohim berjalan
memasuki masjid)
Mbah Rohim : (berjalan
memasuki masjid perlahan-lahan dengan tongkatnya dan mememgang-megang dadanya
dengan tangan kanan. Setelah berjalan beberapa langkah, mbah Rohim membuka
pintu masjid dan tangannya meraba-raba dinding dekat pintu masuk untuk mencari
kontak lampu, Setelah menyalakan lampu mbah Rohim terkejut melihat sosok putih
yang terbaring terbujur kaku didepannya).
Jamaah : (beberapa
jamaah juga mulai terdengar sayup-sayup langkah kakinya menuju masjid dan
mengobrol).
Mbah Rohim : Hhhkhh...toloo..toool... (terkejut nafas tersengal-sengal, jantung
kumat).
Ustad : (mempercepat
langkahnya memasuki masjid melihat Mbah Rohim terduduk lemas didepan pintu
masjid). Astaqfirullah.. Mbah rohim.. mbah.. kenapa mbah?? Jantung mbah
kumat? (panik sambil membantu mbah Rohim).
Jamaah : (jamaah
lain sampai di depan masjid, dan bertanya-tanya ada apa dengan ustad yang
terlihat panik. Setelah sampai di pintu mesjid. Beberapa Jamaah beristiqfar
melihat keadaan mbah rohim dan ada yang menjerit). POCOOOOOONG..!!! sambil menunjuk kearah sosok putih terbaring
kaku disudut masjid. Jamaah terkejut dan masing-masing beristiqfar dan ustad
pun baru menyadarinya.
Ustad : Astaqfirullah.. Astaqfirullahalaziim..!! (ternyata mbah Rohim jantungan melihat sosok
putih terbaring itu).
Chetta Ali : (merasa
terganggu tidurnya mendengar suara berisik itu. Terbangun dengan terbungkus
mukena putih mirip pocong. Dengan sedikit bingung karena suasana di masjid
sudah riuh dengan suara istiqfar dan takbir. Dengan wajah tak bersalah ia
bangkit berdiri.
Jamaah, ustad, Mbah Rohim : (bertambah kaget ketika Ali bangkit berdiri). Pocoong!! (teriak salah seorang jamaah)
Chetta Ali : Pocoong?? (melirik kiri kanan, kemudian baru menyadari kalau yang dimaksud itu
adalah dia)... Eeeehh.. Bu..buukaann..!! saya bukan pocong.. saya Chetta..
Jamaah : setaaaan??? (jamaah
serentak berteriak)
Chetta Ali : Bukan... bukaaan.. saya manusia.. (sambil melepas mukena yang di pakainya dan
tersenyum tak bersalah).
Ustad dan Jamaah bernafas lega, namun mbah Rohim masih
kumat jantungnya. Kemudian mbah Rohim pun di bawa ke rumah sakit terdekat.
***
Int. Masjid, Subuh (05.30 WIB)
Chetta Ali, Ustad.
Setelah sholat Subuh ustad memanggil Ali yang sedari tadi
duduk bingung di sudut mesjid. Baginya suasana masjid sangat asing. Karena ia
selama ini hanya beberapa kali saja masuk masjid, itu pun karena kebelet pipis
dan BAB.
Ustad : (berjalan
mendekati Ali sambil menyalaminya). Kamu Gharim baru di masjid ini ya? Maaf
ya.. saya pikir kamu datangnya besok siang. Ini kunci masjid dan kamar di
belakang. Kamu bisa tinggal di kamar belakang itu (sambil menunjuk kamar di sebelah masjid). Kamu sudah tau kan tugas
kamu apa? Selain menjadi gharim disini kamu juga jadi muazinnya. Yaaa... oya,
saya seminggu ini akan keluar kota, jadi kamu yang urus disini ya... jangan
lupa di jaga kebersihan mesjid juga.. yaa..
Chetta Ali : (bingung)..
Eee.. iya ustad tauu.. iyaa iyaa ustad..(sambil
mengangguk-anggukan kepala dan masih wajah bingung).
“Duuuh..
apaa-apaan sih ni.. aku kan Cuma numpang tidur aja tadi, kok jadi gini sih ?
Gharim apaan lagi??.. hmmmm... Gara-gara di usir papa ne jadi gelandangan gini.
Coba aja papa bisa ngertiin aku pengen jadi anak band, gak bakalan gini nih
nasib aku.. huuuh..Tapi.. gak apa-apa deh aku disini dapat tempat tinggal
gratis lagi..hehe” (bisiknya dalam hati).
Ustad : nama kamu siapa tadi?
Chetta Ali : nama saya Chetta Ali, ustad panggil aja
Chetta. (sambil tersenyum)
Ustad : (tersenyum
kecil) saya panggil kamu Ali saja ya. Kurang enak didengar kalo Chetta,
ntar dikirian saya manggil Setan lagi... hehee...kamu masih kuliah? Semester
berapa? Anak bungsu saya juga masih kuliah, namanya Zara.
Chetta Ali : heeh?? Mmm... iya ustad, saya masih kuliah,belum
selesai. Sekarang semester 16 jalan 17 ustad.
Ustad : (kaget) MasyaaAllah..
lama bener kuliahnya? Ambil cuti?..
Chetta Ali : heeh? Eeh..iya ustad.. saya sibuk..sibuk
manggung..
Ustad : manggung? (bingung)
Chetta Ali : eeeh.. maksud saya sibuk cari uang buat
biaya kuliah ustad.. (bohong).
Ustad : owh.. bagus itu biar membantu mengurangi beban
orang tua kamu. Tapi kuliahnya jangan dilama-lamin juga.. (tersenyum). Oyaa.. kamu tenang aja di sini kamu akan mendapatkan gaji
juga. Jadi bisa membantu uang kuliah kamu.
Chetta Ali : (bergumam
dalam hati) “waaaah asyiik banget nih, udah di kasih tempat tinggal gratis
di gaji lagi..” (senyum-senyum sendiri).
***
Ext. Kantin Kampus, Siang.
Chetta Ali, Putri (adik Chetta Ali)
Chetta Ali : (sambil
memeriksa isi tas ransel yang di bawakan Putri).
Putri : (wajah
cemberut) Mas.. mas Ali kok kabur dari rumah sih? Kasian Mama tu.. Mas
pulang aja ya.. (sambil membujuk Ali)
Chetta Ali : (terus
memeriksa isi tas, latop, dan barang-barang pentingnya) Mas mu ini di usir
papa loh bukan kabur dari rumah!
Putri : Papa kan Cuma pengen mas berhenti ngeband dan
selesaikan kuliah mas.
Chetta Ali : Papa yang gak ngerti mas. Mas Cuma pengen
bebas milih apa yang mas suka put. Papa tu terlalu ngekang tau gak. Ini gak
boleh itu gak boleh. (marah,kesal).
Put, Kamu tenang aja mas mu ini udah dapat tempat tinggal
gratis kok. Jadi kamu dan mama gak usah kawatir.. okee..! (tersenyum).
Putri : (Bingung) Mas
tinggal dimana?
Chetta Ali : (tidak
memperdulikan pertanyaan Putri. Menjulurkan tangan meminta sesuatu dengan wajah
memelas).
Putri : (putri
mengeluarkan dompetnya, tau maksud masnya, mengeluarkan beberapa lembar uang
kertas). Mas tinggal dimana, sama siapa?
Chetta Ali : Makasih adek mas yang cantik. (mengambil uang putri lalu pergi tanpa
memperdulikan pertanyaan Putri).
Putri : Mas.. Mas tunggu.. aku belum selesai ngomong...
nanti klo mama tanya gimana??.. huuuh... (menghela
nafas, kesal).
***
Int. Masjid, siang
Jamaah masjid.
(3 orang jamaah
masjid yang sudah lanjut usia berkumpul di depan pintu masjid, berusaha membuka
pintu masjid yang dikunci)
Jamaah 1 : Ba’a ko pintu masajik bekunci pulo? Dima
gharimnyo? (nada kesal,logat minang)
Jamaah 2 : Baaaahhh...gimana ini mau sholat aku, pintunya
di kunci... takut kali rupanya sama maling sampai masjid pun di kunci. (logat batak)
Jamaah 3 : iya cok, sekarang maling gak Cuma di
gedung-gedung mewah dan bertingkat, tapi udah sampai ke rumah ibadah. (kesal, sambil berjalan pulang)
Di halaman masjid
Jamaah 4,5 : Kok pulang pak? (heran)
Jamaah 1,2,3 : Masjid di kunci.. ! (jawab serentak).
Semua
jamaah pulang, tidak jadi sholat di masjid.
***
Int. Masjid,
subuh
Ali, mbah Rohim, Jamaah Batak, Jamaah bisu.
(jamaah batak
menggedor-gedor pintu kamar Ali)
Jamaah Batak : Setaaa.. Setaaaa... bangun kau setaaa...!!
Ali : (dengan malas
berjalan dan membuka pintu kamar, masih setengah sadar). Berisiik amat sih
pak? Ganggu orang tidur aja.. (sedikit
kesal)
Jamaah Batak : Baahh.. macam mana pulak kau ini. Kau itu
gharim disini. Kau yang mendapat amanah mengurus masjid ini. Bukan malah tidur
terus kerjaan kau. Sudah masuk waktu azan subuh ini. Cepat kau azan. (jamaah batak mulai kesal).
Ali berjalan
menuju mesjid dan membuka pintu masjid. Mbah rohim dan jamaah bisu datang.
Mbah rohim : (menghela
nafas, heran) anak zaman sekarang.. (menggeleng-geleng
kepala melihat Ali yang kucel baru bangun tidur). Jamaah bisu berusaha
memberitahukan agar Ali mencuci muka dan mengambil wudhu dulu.
Ali baru
tersadar kalau dia tidak bisa azan, lafaz azannya saja ia tidak hafal. Kemudian
ia mencari alasan untuk mencuci muka dan mengambil wudhu.
Mbah Rohim,
jamaah batak, jamaah bisu sudah lama menunggu Ali, namun Ali juga belum muncul
untuk azan subuh. Sudah lewat 15 menit dari masuk waktu subuh tapi Ali belum
menampkan wajahnya.
(Jamaah bisu
menyuruh Jamaah batak saja untuk azan)
Jamaah Batak : Baaah... kau menyuruh aku azan?? Aku tobat
aja baru kemarin. Tak bisa aku, nanti jadi lagu batak pulak azannya nanti.. Kau
saja lah.. (si jamaah bisu bingung). Kemudian
keduanya melirik mbah Rohim.
Mbah Rohim : (melirik
kedua jamaah itu) Aku??? Nafas aku yang tinggal setengah-setengah gini
disuruh azan? Bukan aku yang manggil orang untuk sholat nanti malah aku di sholatkan.
(ucap mbah Rohim dengan nafas
tersengal-sengal)
Jamaah menghela
nafas, pasrah.
***
Int. Masjid, sore
Ali, Zara
(Ali sedang
mengepel masjid, ini pertama kalinya ia melakukan hal itu. Sambil
bernyanyi-nyanyi dengan tongkat pelnya. Zara datang memergokinya yang sedang
asik bernyanyi)
Zara : (lama
terdiam mendengarkan Ali bernyanyi, tersenyum). Ali menoleh dan sadar ada yang
sedang memandinginya dan berhenti bernyanyi.
Zara : Kok berhenti nyanyinya? Suara kamu bagus, tapi
lebih bagus lagi kalo suaru itu untuk Azan. (tersenyum
manis)
Ali : (terdiam,
kaku, melihat gadis cantik didepannya,terpesona.
Zara : kok bengong?? (bingung)
Ali : (berjalan
menghampiri zara sambil mengulurkan tangan) kenalin Aku Ali gak pake Ando. (tersenyum). Nama panjangnya Chetta Ali.
Tapi kamu panggil Ali aja.
Zara : (menungkup
kedua tangannya di dada) Zara.. nama aku Zara.
(Ali bingung
Zara tidak menjabat tanganya, di sapu dan lap tangannya ke celana, ia berpikir
Zara takut tangannya kotor, kemudian mengulangi menjulurkan tangannya, tapi
zara masih tetap sama hanya tersenyum manis, Ali menyerah dan hanya tersenyum
kaku, bingung)
Zara : Hmmmm... Beberapa hari ini aku gak ada dengar azan
dari masjid. Masjidnya sepi banget kayak kuburan. Jamaah banyak juga yang
bilang kalo masjidnya kunci terus. Kamu kemana? (Zara mulai introgasi)
Ali : hhmm.. ituu..mmm... (Ali salah tingkah) owh.. itu kemaren aku lagi keluar jadi semua
pintunya aku kunci, sekarangkan banyak maling. Jadi aku kunci biar aman. (tersenyum garing).
Zara : (tertawa
kecil) Kamu tu lucu banget yaa.. mana ada masjid tu di kunci sampai-sampai
jamaahnya gak bisa sholat di masjid.
Ali : (tertawa).. Heeheee..
Iya iyaa?... Maaf deh kalo gitu..
Zara : Oya.. sampai lupa.. ini ada kue. Tadi Umi suruh
antar ke sini.
Ali : waaaa... kayaknya enak ne.. makasih ya..
(masing-masing
tersenyum)
Sejak saat itu Ali dan Zara menjadi dekat. Zara sering
mengantarkan makanan ke masjid untuk Ali. Mereka bercerita tentang banyak hal.
Ali merasa sangan nyaman berada didekat Zara. Zara gadis yang cerdas dan
cantik. Diam-diam Ali menyukainya. Dan juga sebaliknya. Namun Zara masih belum
mengetahui siapa Ali sebenarnya. Pada suatu hari Ali jujur pada Zara, ia
menceritakan semua yang terjadi dari awal dia datang ke masjid itu. Zara sangat
mengerti keadaan Ali dan membantu Ali menjadi lebih baik.
BELUM ADA IDE
***
Ext. Depan masjid, Malam
Ali, Zara
(Ali dan Zara
duduk memandang kosong ke langit cerah. Bintang-bintang bertebaran terasa
begitu dekat)
BELUM ADA IDE
Ali : (sambil terus
memandang Langit) Zara.. Apa impian kamu?
Zara : (bepikir
sejenak) hhmmm... Aku pengen jadi Bidadari surga yang isi hati Al quran,
hela nafasnya zikir dan pakaiannya adalah pakaian takwa. (tersenyum manis dan kembali memandang langit)
Ali : (menoleh
kearah Zara dan memndang Zara lekat) Zaraa.. aku rasa aku jatuh cinta.
Zara : heh?.. jatuh cinta? Sama..? (terkejut,tersenyum,kegeeran)
Ali : Sama pencipta Bidadari surga... Allah SWT.
BELUM ADA IDE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar